Secara geologis Hulu Sungai Selatan
terdiri dari pegunungan yang memanjang dari arah timur ke selatan, namun dari
arah barat ke utara merupakan dataran rendah alluvial yang kadang-kadang
berawa-rawa. Kondisi topografi ini menyebabkan udara di wilayah ini terasa
dingin agak lembab dengan curah hujan pada tahun 2002 sebanyak 2.124 mm.
Dari arah utara melingkar ke arah barat, Kabupaten Hulu Sungai Selatan di aliri oleh Sungai Amandit bermuara ke Sungai Negara (anak sungai Barito) yang berfungsi sebagai sarana prasarana perhubungan dalam kabupaten dan ke kabupaten lainnya(http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Hulu_Sungai_Selatan).
Kali ini yang menjadi objek observasi kami adalah daerah rawa di kecamatan Daha Utara. Berdasarkan data yang kami dapat daerah ini terdiri dari 19 desa dengan jumlah penduduk sebesar 30.270 jiwa (berdasarkan data pada maret 2009).
Untuk mencapati daerah rawa, kami menggunakan alat trasfortasi air yang biasa disebut "klotok". Membutuhkan waktu sekitar 15 menit untuk mencapai tempat tujuan.
Dari arah utara melingkar ke arah barat, Kabupaten Hulu Sungai Selatan di aliri oleh Sungai Amandit bermuara ke Sungai Negara (anak sungai Barito) yang berfungsi sebagai sarana prasarana perhubungan dalam kabupaten dan ke kabupaten lainnya(http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Hulu_Sungai_Selatan).
Kali ini yang menjadi objek observasi kami adalah daerah rawa di kecamatan Daha Utara. Berdasarkan data yang kami dapat daerah ini terdiri dari 19 desa dengan jumlah penduduk sebesar 30.270 jiwa (berdasarkan data pada maret 2009).
Untuk mencapati daerah rawa, kami menggunakan alat trasfortasi air yang biasa disebut "klotok". Membutuhkan waktu sekitar 15 menit untuk mencapai tempat tujuan.
Rawa di Negara, daha utara...!!
Sejauh mata memandang terhampar luas
econg gondok yang melimpah ruah jumlah. Di hadapan kami membentang pemandangan
yang sungguh eksotik dan romantik, hamparan rawa yang seolah-olah tiada
bertepi, di kejauhan terlihat kecil-kecil para nelayan sungai yang mencari ikan
dengan perahunya. Lambaian tangan para nelayan sungai di kejauhan
memperlihatkan rona persahabatan namun di dalam hatinya terbersit kegetiran
hidup yang selalu menderanya karena kehidupan ekonomi mereka belum membaik
sampai detik ini.
Selama perjalanan menuju rawa, akan
terlihat pemandangan seperti gambar di bawah ini
Pemandangan ini sungguhlah unik, pernahkah anda berpikir bagaimana caranya membuat pemandangan ini menjadi indah.... bagaimana kalau kita hias jamban-jamban ini dan membuatnya menjadi cirikhas kota negara sehingga menarik wisatawan dari luar.
please welcome
The Mega Plan to improve the Negara
Pemandangan ini sungguhlah unik, pernahkah anda berpikir bagaimana caranya membuat pemandangan ini menjadi indah.... bagaimana kalau kita hias jamban-jamban ini dan membuatnya menjadi cirikhas kota negara sehingga menarik wisatawan dari luar.
please welcome
The Mega Plan to improve the Negara
Seperti yang kita tahu, rawa di
Negara merupakan rawa yang melimpah ruah dengan ilung/ eceng gondok. Namun
sayangnya kekayaan ini tidak dimanfaatkan dengan baik oleh warga sekitar.
Begitupula dengan kotoran kerbau yang tidak dimanfaatkan oleh masyarakat.
padahal sesungguhnya kotoran tersebut dapat digunakan sebagai pupuk dan biogas.
Sebagai seorang mahasiswa yang bergelut di dunia ilmu komputer, saya mulai memikirkan apa peran yang dapat saya berikan terhadap negara untuk menjadikannya lebih maju. Saat ini kita sadari bahwa peran teknologi informasi sangatlah bermanfaat bagi kehidupan dunia. dengan bantuan sistem informasi kita dapat mempromosikan potensi yang ada di negara melalui internet sehingga dapat diketahui oleh seluruh warga dunia.
Sebagai seorang mahasiswa yang bergelut di dunia ilmu komputer, saya mulai memikirkan apa peran yang dapat saya berikan terhadap negara untuk menjadikannya lebih maju. Saat ini kita sadari bahwa peran teknologi informasi sangatlah bermanfaat bagi kehidupan dunia. dengan bantuan sistem informasi kita dapat mempromosikan potensi yang ada di negara melalui internet sehingga dapat diketahui oleh seluruh warga dunia.
Kita akan jadikan ilung sebagai
brand dari kota negara. kita akan kembangkan kota tersebut menjadi daerah yang
di kenal oleh dunia sehingga menarik investor asing untuk menginvestasikan
ilung untuk dijadikan obat obatan dan kerajinan tangan.
WISATA KALANG HADANGAN NEGARA
Di Negara Kab. Hulu
Sungai Selatan terkenal dengan wisata unik yang banyak dikunjungi oleh para
wisatawan lokal sampai mancanegara yaitu Kalang Hadangan. Kalang Hadangan
berasal dari bahasa banjar, Kalang berarti kandang sedangkan Hadangan adalah
Kerbau. Namun Kalang Hadangan yang ada di Negara ini adalah sebuah tempat atau
kandang yang dibangun di atas air untuk peternakan kerbau rawa. Disinilah letak
keunikannya, dimana kerbau-kerbau yang diternakkan bukannya hidup di atas
daratan kering seperti ternak-ternak lainnya, akan tetapi justru di atas rawa
yang berair dan cukup dalam.
Peternakan kerbau rawa
ini tersebar di 3 kecamatan, yaitu Kecamatan Daha Utara, Daha Selatan dan Daha
Barat dengan jumlah populasi ratusan hingga ribuan ekor. Namun Kalang Hadangan
yang biasa dikunjungi oleh wisatawan kebanyakannya yang berada di ujung Desa
Pandak Daun Kecamatan Daha Utara. Karena selain tempatnya cukup strategis,
tempat inilah yang paling mudah untuk dijangkau karena dekat dengan jantung
kota Negara.
Kerbau ini biasa
berenang sepanjang hari, setiap pagi saat matahari mulai terbit mereka digiring
dan dilepaskan ke lokasi tertentu untuk mencari makan. Penggembala biasanya
menggiring mereka dengan menggunakan perahu untuk menghalaunya ke tempat yang
banyak rumput atau tumbuhan lainnya yang hidup di atas rawa dan kemudian
meninggalkannya seharian di tempat itu untuk makan. Baru setelah menjelang
matahari terbenam, sang penggembala baru datang untuk membawa dan menggiringnya
kembali masuk kandang. Kegiatan ini rutin dilakukan setiap hari.
Untuk para wisatawan
yang ingin melihat langsung kerbau-kerbau rawa ini, mereka harus ada di tempat
kalang hadangan pagi-pagi sekali saat matahari mulai terbit atau sore hari saat
matahari mulai tenggelam. Biasanya kerbau akan digiring keluar kandang sekitar
antara jam 06.30 - 07.30 dan baru masuk kandang kembali sekitar antara jam
17.00 - 18.30.
Untuk mencapai lokasi,
wisatawan biasanya menggunakan klotok atau kapal kecil yang bisa disewa. Ada
banyak kapal atau perahu bermesin yang bisa disewa di daerah ini bahkan menjadi
langganan tetap para pengusaha travel wisata di Kalimantan Selatan.
MATA PENCAHARIAN DI NAGARA
Di setiap daerah
pasti mempunyai ciri khas tersendiri, termasuk dalam hal mata pencaharian
masyarakatnya. Nagara adalah sebuah daerah di kabupaten Hulu Sungai Selatan.
Daerah ini terdiri dari tiga kecamatan, yaitu kecamatan Daha Selatan, kecamatan
Daha Utara dan kecamatan Daha Barat. Terletak di kabupaten Hulu Sungai Selatan
Kalimantan Selatan. Geografis Daerah ini merupakan dataran rendah yang
terhampar pada saat musim kemarau, dan bagaikan Danau Raksasa apabila musim
Hujan tiba, karena digenangi air setinggi satu meter lebih. Luas wilayahnya
adalah 1260 Km2 atau kurang lebih 126.000 Hektar. Dari kota
Banjarmasin dapat ditempuh dalam waktu sekitar 4 jam. Daerah ini juga
dilintasi sungai bercabang tiga yang bertemu dua muara dan satu ujung sungainya
terletak dipusatnya kota Nagara.
Karena daerahnya yang kebanyakan
rawa-rawa dan sungai. Maka daerah ini pastinya memanfaatkan potensi rawa dan
sungai tersebut sebagai tempat untuk mencari nafkah untuk keluarganya. Jangan
heran apabila masyarakatnya kebanyakan nelayan yaitu mencari ikan dan bertambak
ikan. Nah, di sini saya akan memaparkan sedikit tentang mata pencaharian di
Nagara.
1. Nelayan dan Bertambak Ikan
Tambak Ikan
Di daerah Negara kebanyakan
masyarakatnya adalah nelayan. Biasanya ikan tawar yang dicari itu
bermacam-macam mulai dari ikan sepat, sepat siam, haruan (gabus), papayu,
tauman, udang galah, patin, baung, kalabam, lampam, dan sebagainya. Karena ikan
melimpah di daerah ini ketika musim banyu dalam, ikan ini biasanya diawetkan
dengan dijemur menjadi ikan kering atau diasinkan menjadi Iwak Wadi. Iwak wadi
inilah sisa air garamnya diolah menjadi uyah wadi yang menjadi teman makan
rujak atau pancuk. Sedangkan ikan kering ini biasanya digoreng, dan
menggunakan cacapan gulimbing tunjuk sebagai pelengkapnya dan gangan waluh
Nagara sebagai kuahnya. Sungguh nikmat sekali bukan???
Kalau mau ikan kering sebagai
oleh-oleh datanglah ke desa Muning. Di sana terdapat central ikan kering,
mulai sepat, haruan, sepat siam, papuyu, atau tauman dan sebagainya. Ikan sepat
kering ini rasanya yang tidak terlalu asin namun gurih dan sangat renyah. Kalau
ikan kering haruan atau tauman biasanya disebut garih. Garih ini biasanya
dimasak dengan santan atau biasa disebut garih batanak. Kalau mau lebis simple
lagi di masak asam manis. Dijamin rasanya enak dan gurih.
Tambak ikan di sungai nagara
biasanya ikan yang dipelihara adalah ikan patin dan ikan nila. Masyarakat
nagara biasanya memanfaatkan sungai yang ada di belakang rumahnya. Biasanya
masyarakat yang membuka usaha tambak ikan ini adalah yang rumah tinggalnya
berada di tebing sungai. Agar mempermudah memelihara dan mengawasi ikan
peliharaannya. Masalah pakan ikan biasanya menggunakan ikan-ikan kecil dan
keong-keong liar karena mudah dicari. Namun, lama-kelamaaan akibatnya
keong-keong tersebut kini hampir punah. Bahkan keong hitam pun sudah tak ada
lagi terlihat.
2. Pandai Besi
Sekarang kita berpindah ke desa Tumbukan Banyu, Sungai Pinang dan
Habirau. Daerah ini terkenal dengan Pandai besinya. Kerajinan yang mereka buat
adalah parang atau pisau, mandau (pedang khas Kalimantan), pahat untuk menurih
(pahat untuk menyadap pohon karet), dll. Hasil kerajinan ini dikirim ke
berbagai daerah di kalimantan, bahkan sampai ke luar negeri lhooo... hehe.. Hal
ini karena para pengrajin ini mengutama kualitas.
Pandai Besi yang
sedang membuat Pahat
3. Kerajinan Gerabah
Ayooo kita jalan-jalan sebentar
ke Desa Bayanan. Desa ini dijuluki kampung Padapuran. Why? karena desa ini
warganya rata-rata adalah pengrajin gerabah. Hasil produksi andalannya adalah
dapur alat masak dari gerabah dengan menggunakan kayu sebagai bahan bakarnya.
Selain itu, hasil kerajinan gerabahnya bukan hanya dapur saja sobat, tetapi
ada aneka kerajinan lain seperti celengan, guci, dan miniatur.
Celengan biasanya berbentuk buah-buahan dan boneka. Kalau celengan boneka
biasanya berbentuk tokoh animasi di film kartu misalnya Hello Kitty, SpongeBob
dan Patrick. Lucu-lucu bukan? Ini juga menjadi oleh-oleh cindera mata bagi
sobat-sobat yang berkunjung ke Nagara.
Selain celengan dan miniatur ada
juga yang disebut panai. Panai biasanya digunakan untuk membuat kue. Kue yang
dibuat biasanya roti Kentang (lapis legit kentang khas Banjar), roti
manis, paranggi (mirip cupcake tapi pakai gula merah dan santan), Bingka,
dll. Panai tersebut digunakan sebagi tutup untuk memanggang kue. Panai tersebut
dipanaskan terlebih dahulu di atas dapur yang menyala. Lalu tutupkan di atas
kuenya. Jika menggunakan panai ini, maka aroma khas kue itu lebih terasa beda
dengan kue lain, yaitu lebih harum.
Hasil kerajinan gerabah ini
terkenal di mana-mana. Dari zaman dahulu nenek moyang kita dan sampai sekarang
kerajinan ini dikirim ke daerah lain, khususnya di Wilayah Kalimantan.
Karena kualitas dapur Nagara yang kuat dan bertahan lama inilah menjadikan
produk ini menjadi terkenal. Kerajinan dapur dahulu sempat tidak ada peminatnya
karena banyak yang menggunakan kompor. Namun, ketika harga bahan bakar mahal.
Banyak masyarakat yang berpindah lagi menggunakan dapur. Selain hemat,
menggunakan dapur ini masakan menjadi lebih nikmat dan aromanya lebih
terasa.
Dapur, dan
panai
Pengrajin sedang
membuat celengan
celengan buah-buahan
dan patung hewan
miniatur rumah Banjar
dari Gerabah
4. Pengrajin Perhiasan
Ayyoo mari singgah sebentar di
kampung tempat tinggalku Habirau Tengah dan Parigi. Di dua desa ini terkenal
dengan hasil kerajinan perhiasannya, maka disebut dengan kampung pa'amasan.
Kerajinan perhiasan ini biasanya menggunakan emas, perak, dan tembaga. Ayah
saya yang juga pengrajin emas. Beliau biasanya mendapat orderan dari pedangang
emas yaitu berupa gelang, kalung, cincin, dan anting. Hasil karya ayah saya
selain dijual di pasar Nagara , tetapi juga dibawa ke daerah lain misalnya
Kandangan, Barabai, Banjarmasin, dan daerah lain di Kalimantan Tengah. Dalam
bekerja sebagai pengrajin emas yang diperlukan adalah keuletan dan kejujuran,
agar pelanggan tetap setia mengorder. Dua hal tersebut adalah hal yang bisa
mengatasi masalah persaingan usaha yang sangat ketat di Nagara ini.
Kualitas juga nomor satu. Menjadi pengrajin emas tidaklah mudah, banyak modal
yang diperlukan yaitu berupa mesin, pon
(alat pencetak) , tukul (palu), berbagai macam cetakan, bubutan, kikir dll.
(alat pencetak) , tukul (palu), berbagai macam cetakan, bubutan, kikir dll.
4. Jasa Kelotok
Anak-anak yang
sekolah naik kelotok
Perkembangan zaman yang semakin
maju, kelotok juga menjadi alat transportasi yang penting bagi masyarakat
Nagara. Walaupun berkurang peminatnya karena banyak yang menggunakan kendaraan
sepeda motor. Pengguna jasa kelotok ini biasanya adalah anak-anak yang sekolah.
Harganya yang murah membuat anak-anak ini bisa berangkat sekolah menggunakan
kelotok. Selain itu, kelotok juga digunakan sebagai sarana penghubung antara
kampung yang berseberangan, antara warga Daha Barat dengan warga Daha Selatan
dan Daha Utara. Kelotok ini juga berfungsi untuk mengantarkan para pegawai dan
barang-barang ke pelosok-pelosok yang ada di daerah Nagara. Selain itu, kelotok
ini juga berfungsi sebagai alat transportasi wisata bagi yang berkunjung ke
daerah ini untuk sekedar memancing ikan, dan melihat pemandangan hamparan laut
rawa-rawa Nagara yang dari kejauhan terlihat pegunungan yang indah. Oleh karena
itu masih ada yang bekerja sebagai pengemudi kelotok di Sungai Negara
ini.
TRANSFORTASI YANG TERLUPAKAN DI NEGARA DAHA
Nagara, 1 Mei 2014. Tranfortasi
kapal atau yang lebih dikenal dengan sebutan “KALUTOK” yang dulunya sangat
digandrungi oleh warga Negara Daha dan merupakan satu-satunya transfortasi yang
diunggulkan sekarang mulai terlupakan Akibat pesatnya pertumbuhan transfortasi
darat khususnya kendraan bermotor.
Pada era 90’an
Kalutok mrupakan sarana yang menjadi unggulan oleh warga Negara Daha, pada era
Melinium warga Negara Daha Lebih suka menggunakan Motor untuk beraktifitas Kata
salah satu warga “Alasan saya tidak menggunakan kapal untuk berpergian karena
masalah waktu, kapal relatif lambat meneskipun murah cuma skitar 1.500
Jauh-Dekat”, Dan kata salah satu pelajar “Taksi kapal terlalu pagi menjemput,
sehingga saya lebih memilih menggunakan motor untuk kesekolah”
.
Harusnya
pemerintah berkaca dengan Negara Thailan yang cukup piawai dalam memanfaatkan
sungai menjadi objek wisata dan sebagai sarana transfortasi. Negara Thailand
menjadikan sungai sbagai penghasil turis Asing untuk melihat keindahan
Negaranya, padahal Negara Thailan bisa dibilang tidak terlalu luas sungainya,
dibandingkan Negara kita yang mayoritas dikelilingi sungai, contohnya
dikalimantan seperti Sungai Barito, Sungai Kapuas, Sungai Kuin, Sungai
Martapura, Sungai Negara Daha.
Alasan bayaknya kapal yang tidak
beroprasi lagi disungai Negara Daha karena peminat dan bayak juragan kapal yang
gulung tikar disebabkan tidak sesuai biaya operational dengan pendapatan
sehingga transfortasi ini semakin sedikit dan diperkirakan 10-20 tahun lagi
tidak ada. Ini seharusnya menjadi tanggung jawab pemerintah setempat untuk
melestarikan transfortasi khas Negara Daha dan menjadikan transfortasi tersebut
agar menjadi tranfortasi wisata untuk wisatawan domistik atau turis asing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar