Postingan Populer

Selasa, 19 Agustus 2014

MY LIVE MY NEGARA DAHA

Secara geologis Hulu Sungai Selatan terdiri dari pegunungan yang memanjang dari arah timur ke selatan, namun dari arah barat ke utara merupakan dataran rendah alluvial yang kadang-kadang berawa-rawa. Kondisi topografi ini menyebabkan udara di wilayah ini terasa dingin agak lembab dengan curah hujan pada tahun 2002 sebanyak 2.124 mm.

Dari arah utara melingkar ke arah barat, Kabupaten Hulu Sungai Selatan di aliri oleh Sungai Amandit bermuara ke Sungai Negara (anak sungai Barito) yang berfungsi sebagai sarana prasarana perhubungan dalam kabupaten dan ke kabupaten lainnya(http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Hulu_Sungai_Selatan).

Kali ini yang menjadi objek observasi kami adalah daerah rawa di kecamatan Daha Utara. Berdasarkan data yang kami dapat daerah ini terdiri dari 19 desa dengan jumlah penduduk sebesar 30.270 jiwa (berdasarkan data pada maret 2009).
Untuk mencapati daerah rawa, kami menggunakan alat trasfortasi air yang biasa disebut "klotok". Membutuhkan waktu sekitar 15 menit untuk mencapai tempat tujuan.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEguIbeAzwUuiIyCzy8_Pkttc3geEjguzMDJ0hU13Qbdn25DHFhHWYhf8gWhqogqGCoVJ1zUAH3O-EdNXARxIUVCifMf_GnfULScNa_JpZ4yJSg9FoHP9TuNliL9DovdkDWLDr7Wv901Vkrg/s320/PICT0034.JPG
Rawa di Negara, daha utara...!!
Sejauh mata memandang terhampar luas econg gondok yang melimpah ruah jumlah. Di hadapan kami membentang pemandangan yang sungguh eksotik dan romantik, hamparan rawa yang seolah-olah tiada bertepi, di kejauhan terlihat kecil-kecil para nelayan sungai yang mencari ikan dengan perahunya. Lambaian tangan para nelayan sungai di kejauhan memperlihatkan rona persahabatan namun di dalam hatinya terbersit kegetiran hidup yang selalu menderanya karena kehidupan ekonomi mereka belum membaik sampai detik ini.

Selama perjalanan menuju rawa, akan terlihat pemandangan seperti gambar di bawah ini
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh9io_nFn0ak1ogXM0womLsHjF41_hgmDmNOyeC8EoonzfiFCKcpI_2Ump8SqYIySdMFsarTWmvK5hRLgoDxYqpGc2oTcK_KgZw7HdfYnJixmz51ZRdpoL78VtIP-1dm_Dx2WJjpSYcwYkE/s320/PICT0025.JPG
Pemandangan ini sungguhlah unik, pernahkah anda berpikir bagaimana caranya membuat pemandangan ini menjadi indah.... bagaimana kalau kita hias jamban-jamban ini dan membuatnya menjadi cirikhas kota negara sehingga menarik wisatawan dari luar.

please welcome

The Mega Plan to improve the Negara
Seperti yang kita tahu, rawa di Negara merupakan rawa yang melimpah ruah dengan ilung/ eceng gondok. Namun sayangnya kekayaan ini tidak dimanfaatkan dengan baik oleh warga sekitar. Begitupula dengan kotoran kerbau yang tidak dimanfaatkan oleh masyarakat. padahal sesungguhnya kotoran tersebut dapat digunakan sebagai pupuk dan biogas.
Sebagai seorang mahasiswa yang bergelut di dunia ilmu komputer, saya mulai memikirkan apa peran yang dapat saya berikan terhadap negara untuk menjadikannya lebih maju. Saat ini kita sadari bahwa peran teknologi informasi sangatlah bermanfaat bagi kehidupan dunia. dengan bantuan sistem informasi kita dapat mempromosikan potensi yang ada di negara melalui internet sehingga dapat diketahui oleh seluruh warga dunia.
Kita akan jadikan ilung sebagai brand dari kota negara. kita akan kembangkan kota tersebut menjadi daerah yang di kenal oleh dunia sehingga menarik investor asing untuk menginvestasikan ilung untuk dijadikan obat obatan dan kerajinan tangan.


WISATA KALANG HADANGAN NEGARA

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZaouZoo1xAR2SGUvpyKnHaNHVK83yGD42HVQ7kKNDklyZ2CBUMqmg1nA3ThCADmQ5CzroFYufGOXDw4rgmMtD46D2DE4q8NsF44HGDgffHfsoyeKn51feJTa3wQlxjl4dpyjLXifDq-71/s1600/kalang-hadangan.jpg
Di Negara Kab. Hulu Sungai Selatan terkenal dengan wisata unik yang banyak dikunjungi oleh para wisatawan lokal sampai mancanegara yaitu Kalang Hadangan. Kalang Hadangan berasal dari bahasa banjar, Kalang berarti kandang sedangkan Hadangan adalah Kerbau. Namun Kalang Hadangan yang ada di Negara ini adalah sebuah tempat atau kandang yang dibangun di atas air untuk peternakan kerbau rawa. Disinilah letak keunikannya, dimana kerbau-kerbau yang diternakkan bukannya hidup di atas daratan kering seperti ternak-ternak lainnya, akan tetapi justru di atas rawa yang berair dan cukup dalam. 

Peternakan kerbau rawa ini tersebar di 3 kecamatan, yaitu Kecamatan Daha Utara, Daha Selatan dan Daha Barat dengan jumlah populasi ratusan hingga ribuan ekor. Namun Kalang Hadangan yang biasa dikunjungi oleh wisatawan kebanyakannya yang berada di ujung Desa Pandak Daun Kecamatan Daha Utara. Karena selain tempatnya cukup strategis, tempat inilah yang paling mudah untuk dijangkau karena dekat dengan jantung kota Negara.

Kerbau ini biasa berenang sepanjang hari, setiap pagi saat matahari mulai terbit mereka digiring dan dilepaskan ke lokasi tertentu untuk mencari makan. Penggembala biasanya menggiring mereka dengan menggunakan perahu untuk menghalaunya ke tempat yang banyak rumput atau tumbuhan lainnya yang hidup di atas rawa dan kemudian meninggalkannya seharian di tempat itu untuk makan. Baru setelah menjelang matahari terbenam, sang penggembala baru datang untuk membawa dan menggiringnya kembali masuk kandang. Kegiatan ini rutin dilakukan setiap hari.

Untuk para wisatawan yang ingin melihat langsung kerbau-kerbau rawa ini, mereka harus ada di tempat kalang hadangan pagi-pagi sekali saat matahari mulai terbit atau sore hari saat matahari mulai tenggelam. Biasanya kerbau akan digiring keluar kandang sekitar antara jam 06.30 - 07.30 dan baru masuk kandang kembali sekitar antara jam 17.00 - 18.30.

Untuk mencapai lokasi, wisatawan biasanya menggunakan klotok atau kapal kecil yang bisa disewa. Ada banyak kapal atau perahu bermesin yang bisa disewa di daerah ini bahkan menjadi langganan tetap para pengusaha travel wisata di Kalimantan Selatan.

MATA PENCAHARIAN DI NAGARA


Di setiap daerah pasti mempunyai ciri khas tersendiri, termasuk dalam hal mata pencaharian masyarakatnya. Nagara adalah sebuah daerah di kabupaten Hulu Sungai Selatan. Daerah ini terdiri dari tiga kecamatan, yaitu kecamatan Daha Selatan, kecamatan Daha Utara dan kecamatan Daha Barat. Terletak di kabupaten Hulu Sungai Selatan Kalimantan Selatan. Geografis Daerah ini  merupakan dataran rendah yang terhampar pada saat musim kemarau, dan bagaikan Danau Raksasa apabila musim Hujan tiba, karena digenangi air setinggi satu meter lebih. Luas wilayahnya adalah  1260 Km2 atau kurang lebih 126.000 Hektar. Dari kota Banjarmasin dapat ditempuh dalam waktu sekitar 4 jam. Daerah ini juga  dilintasi sungai bercabang tiga yang bertemu dua muara dan satu ujung sungainya terletak dipusatnya kota Nagara. 

Karena daerahnya yang kebanyakan rawa-rawa dan sungai. Maka daerah ini pastinya memanfaatkan potensi rawa dan sungai tersebut sebagai tempat untuk mencari nafkah untuk keluarganya. Jangan heran apabila masyarakatnya kebanyakan nelayan yaitu mencari ikan dan bertambak ikan. Nah, di sini saya akan memaparkan sedikit tentang mata pencaharian di Nagara.

 1. Nelayan dan Bertambak Ikan

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjGupp81C2CAVY4cceDPUNBoq1JR9R0ObJ31ddqs_9ogqAQJIao63o5cfhTzKRJ7bFT1wJPghX98uFJOgGGs2zdG9Trt6SSqqutLUOeEFBMwlXVQIBdFxEjRVUzS0KcESYaBt9JeIkIDB8/s320/04032011(003).jpg

Tambak Ikan

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj-BXZSgbjg4JidSTo37VXn4bRdFZQO6Jnh3wKyfGKK96QNrliNvfi7S-SUjUde6Nf2mE7byQGX_8owD8yBwcW29ufOj0hAv0Dc3YxyOsxX-u44XrUbsml8ONA1TT7F84plat9YvKeYnrc/s320/04032011.jpg
Di daerah Negara kebanyakan masyarakatnya adalah nelayan. Biasanya ikan tawar yang dicari itu bermacam-macam mulai dari ikan sepat, sepat siam, haruan (gabus), papayu, tauman, udang galah, patin, baung, kalabam, lampam, dan sebagainya. Karena ikan melimpah di daerah ini ketika musim banyu dalam, ikan ini biasanya diawetkan dengan dijemur menjadi ikan kering atau diasinkan menjadi Iwak Wadi. Iwak wadi inilah sisa air garamnya diolah menjadi uyah wadi yang menjadi teman makan rujak atau pancuk.  Sedangkan ikan kering ini biasanya digoreng, dan menggunakan cacapan gulimbing tunjuk sebagai pelengkapnya dan gangan waluh Nagara sebagai kuahnya.  Sungguh nikmat sekali bukan???

Kalau mau ikan kering sebagai oleh-oleh datanglah ke desa Muning. Di sana terdapat  central ikan kering, mulai sepat, haruan, sepat siam, papuyu, atau tauman dan sebagainya. Ikan sepat kering ini rasanya yang tidak terlalu asin namun gurih dan sangat renyah. Kalau ikan kering haruan atau tauman biasanya disebut garih. Garih ini biasanya dimasak dengan santan atau biasa disebut garih batanak. Kalau mau lebis simple lagi di masak asam manis. Dijamin rasanya enak dan gurih. 

Tambak ikan di sungai nagara biasanya ikan yang dipelihara adalah ikan patin dan ikan nila. Masyarakat nagara biasanya memanfaatkan sungai yang ada di belakang rumahnya. Biasanya masyarakat yang membuka usaha tambak ikan ini adalah yang rumah tinggalnya berada di tebing sungai. Agar mempermudah memelihara dan mengawasi ikan peliharaannya. Masalah pakan ikan biasanya menggunakan ikan-ikan kecil dan keong-keong liar karena mudah dicari. Namun, lama-kelamaaan akibatnya keong-keong tersebut kini hampir punah. Bahkan keong hitam pun sudah tak ada lagi terlihat. 



 2. Pandai Besi
Sekarang kita berpindah ke desa Tumbukan Banyu, Sungai Pinang dan Habirau. Daerah ini terkenal dengan Pandai besinya. Kerajinan yang mereka buat adalah parang atau pisau, mandau (pedang khas Kalimantan), pahat untuk menurih (pahat untuk menyadap pohon karet), dll. Hasil kerajinan ini dikirim ke berbagai daerah di kalimantan, bahkan sampai ke luar negeri lhooo... hehe.. Hal ini karena para pengrajin ini mengutama kualitas. 

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj1P2LfThFJUc0jVBWFQYrpKQ01qtOc5tetB-c0Q9zUaQb5awSIk3l3J54X6ZvzAP7I6POFmMwQlcaoCti8NSkUdeJa9JuWZkc-5DcH8bZFQFUQ823uTS5KKwOaIuS2CH013IeF0TxTctg/s320/Foto0009.jpg
Pandai Besi yang sedang membuat Pahat

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjMPU53VsK-Rf0TSo0Ei3Cc_NEbaIbc4ChHbs5JZ26tjIAkDIkJcmz9y9Nk6qVTY0tf-rCxNZEtNMRP6NG0LzOL4rNHRRG80WQQFG59vy9BoNkF1a4dW8fBnYl4mkbj2V2Sxh2QBDiqej8/s320/Foto0010.jpg

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiWZPAz97iO9T7H1-zup0-LfSyQTUeiycEf5Q9S0JHnDkiPRnzbAwvlBxjvQ_v04j-QbxTma_TYx8F7tM1bjSNw04C8MCuPUb4xlT6SL1HGbkg468XcChPjiPxNMlqOj_K8ItJd4nQFJAg/s320/Foto0011.jpg

3. Kerajinan Gerabah

Ayooo kita jalan-jalan sebentar ke Desa Bayanan. Desa ini dijuluki kampung Padapuran. Why? karena desa ini warganya rata-rata adalah pengrajin gerabah. Hasil produksi andalannya adalah dapur alat masak dari gerabah dengan menggunakan kayu sebagai bahan bakarnya. Selain itu, hasil kerajinan gerabahnya bukan hanya dapur saja sobat, tetapi  ada aneka kerajinan lain seperti celengan, guci, dan miniatur.  Celengan biasanya berbentuk buah-buahan dan boneka. Kalau celengan boneka biasanya berbentuk tokoh animasi di film kartu misalnya Hello Kitty, SpongeBob dan Patrick. Lucu-lucu bukan? Ini juga menjadi oleh-oleh cindera mata bagi sobat-sobat yang berkunjung ke Nagara. 

Selain celengan dan miniatur ada juga yang disebut panai. Panai biasanya digunakan untuk membuat kue. Kue yang dibuat biasanya roti Kentang (lapis legit kentang khas Banjar), roti manis,  paranggi (mirip cupcake tapi pakai gula merah dan santan), Bingka, dll. Panai tersebut digunakan sebagi tutup untuk memanggang kue. Panai tersebut dipanaskan terlebih dahulu di atas dapur yang menyala. Lalu tutupkan di atas kuenya. Jika menggunakan panai ini, maka aroma khas kue itu lebih terasa beda dengan kue lain, yaitu lebih harum. 

Hasil kerajinan gerabah ini terkenal di mana-mana. Dari zaman dahulu nenek moyang kita dan sampai sekarang kerajinan ini dikirim ke  daerah lain, khususnya di Wilayah Kalimantan. Karena kualitas dapur Nagara yang kuat dan bertahan lama inilah menjadikan produk ini menjadi terkenal. Kerajinan dapur dahulu sempat tidak ada peminatnya karena banyak yang menggunakan kompor. Namun, ketika harga bahan bakar mahal. Banyak masyarakat yang berpindah lagi menggunakan dapur. Selain hemat, menggunakan dapur ini masakan menjadi lebih nikmat dan aromanya lebih terasa. 


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiXlfo4AQBbQnHk8fATACeMx8cily_9Y376hFzkeN9Uuq1xPmolI1pYZvwU50sOCU__eg9WwQjOa_dWuXnnc1bk5lu7TCCit7_RAuXC8lUrVkhCFtuweNmB662slS-C1zh5QIejmBTZbJM/s320/Foto0000.jpg
 Dapur, dan panai
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhJdTfpK1zEo740mImzshOIek5L9QJRW3LvRmAZqWHmL0X-jixl52Ci2qHJXP5xdVXk1gapBXtGZFIVFqsa6eG4uRq3n_Zvvqj2UeUgOhMjBriANUkSn0Q1sFByTeskcjmVWr11Q3rdyRQ/s320/Foto0001.jpg

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEge82sISWFBwS-5jbxPNIWefoLHjLQaSRGhDbczUj8Pig2jdgJk4CPo69H6K2BLbGLGirCHuPr7r1ls84hM6EVmnQV4FzWA_mlgKJrfIWph2EyRKYdxNUSiXYlVfSMCmFbdIpOWYOh3Fkk/s320/Foto0002.jpg

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjpfLlc2r6150N5K3fSBuSPEIC8ZCd1a8B59zdr4Mn5KTXuRZqe0yRpRgvBd2O7rSw-5ai5uCPqd7sCkCIlP72fCT48xiaKZ9cMsFG5VS03TSFQlwHFXtLajJ3_A161SRNiBLMfukeJOJo/s320/Foto0003.jpg
Pengrajin sedang membuat celengan

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiegr4VGGhsceOdDxmud-SgWwH7NS9SwlrHZB1v1kM8Yb2WIuSwAVxchye08gpb6VKrla4aYf6i5z_6OWPGlhdYrhDGhH2B_HzkH99G77b4nI5jmAVBahS3pxnsfwOMoIsiAQZ-5_jbe4k/s320/Foto0004.jpg

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg7LWNZCjna5Gg9vGdflA00pHckEVjbpZ3cRYzQnbRGZkjOyyUSlpmD1a5q7bihcZFGDOs5rZMqxoqW9TrdiG_GvfD1zrup82VvtpkWHiVdibD1RkD9TKZjP8ISz1Ph02CzwCY6IfjTMQM/s320/Foto0005.jpg
celengan buah-buahan dan patung hewan

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg_eyaKip2Sp0-o51_ykmVRtoSZb5vsEl8jxBtjDd5TYGbufeMlxWZjEJYntZOKQEbeslTCTXrQj_eBg3Ohh_LZt87Wj6QliOVcabpeaSlM7p_XAvak5BTotU-dH-2XX63r1j9AU0YqvxM/s320/Foto0006.jpg
miniatur rumah Banjar dari Gerabah
4. Pengrajin Perhiasan


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgIf5mdbT7gbkX4LLC0FyIVHET3TQRPB-kyz80ti1jv6GAFLjvdA8h-1OrinigG8Gnf6cSluesuSEub00OvkBrTnq9LbWDwSAjY5upG70GA534TxWDcyl33E57KsWwJGXwgkdb49rs-msc/s320/04012011.jpg

Ayyoo mari singgah sebentar di kampung tempat tinggalku Habirau Tengah dan Parigi. Di dua desa ini terkenal dengan hasil kerajinan perhiasannya, maka disebut dengan kampung pa'amasan. Kerajinan perhiasan ini biasanya menggunakan emas, perak, dan tembaga. Ayah saya yang juga pengrajin emas. Beliau biasanya mendapat orderan dari pedangang emas yaitu berupa gelang, kalung, cincin, dan anting. Hasil karya ayah saya selain dijual di pasar Nagara , tetapi juga dibawa ke daerah lain misalnya Kandangan, Barabai, Banjarmasin, dan daerah lain di Kalimantan Tengah. Dalam bekerja sebagai pengrajin emas yang diperlukan adalah keuletan dan kejujuran, agar pelanggan tetap setia mengorder. Dua hal tersebut adalah hal yang bisa mengatasi masalah persaingan usaha  yang sangat ketat di Nagara ini. Kualitas juga nomor satu. Menjadi pengrajin emas tidaklah mudah, banyak modal yang diperlukan yaitu berupa mesin, pon
(alat pencetak) , tukul (palu), berbagai macam cetakan, bubutan, kikir dll. 
  

4. Jasa Kelotok

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiFm3lftJtoVOsnlsqjlSiEiHGIeZbiMMo4kgJwSSmzUGGj8PTQkJzlX_Gf3ZN7MHQFm436avnfRfLydAMfbbrBsuS9mA31xCd-XPxyH023zHtLjXbcpC6xO2cJn5jyEp-r4KNNjsm1ZbA/s1600/IMG0008A.jpg
 Anak-anak yang sekolah naik kelotok

Perkembangan zaman yang semakin maju, kelotok juga menjadi alat transportasi yang penting bagi masyarakat Nagara. Walaupun berkurang peminatnya karena banyak yang menggunakan kendaraan sepeda motor. Pengguna jasa kelotok ini biasanya adalah anak-anak yang sekolah. Harganya yang murah membuat anak-anak ini bisa berangkat sekolah menggunakan kelotok. Selain itu, kelotok juga digunakan sebagai sarana penghubung antara kampung yang berseberangan, antara warga Daha Barat dengan warga Daha Selatan dan Daha Utara. Kelotok ini juga berfungsi untuk mengantarkan para pegawai dan barang-barang ke pelosok-pelosok yang ada di daerah Nagara. Selain itu, kelotok ini juga berfungsi sebagai alat transportasi wisata bagi yang berkunjung ke daerah ini untuk sekedar memancing ikan, dan melihat pemandangan hamparan laut rawa-rawa Nagara yang dari kejauhan terlihat pegunungan yang indah. Oleh karena itu masih ada yang bekerja sebagai pengemudi kelotok di Sungai Negara ini. 

TRANSFORTASI YANG TERLUPAKAN DI NEGARA DAHA


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjJNZ6Q8qhXAkbu87twBBpZzFQMR6dGUCFdH07ySuDSKutlc9IWGI0k50uftrJqhyphenhypheng-vxtHMVouyWk_uIj5z7PQUY0-fKqSjB4kLtC9PdGqR10BxVvZCnNsEk2eC7NDfR3-so88U5PqkGY_/s1600/10309915_885137431513071_1845877176_o.jpg
Nagara, 1 Mei 2014. Tranfortasi kapal atau yang lebih dikenal dengan sebutan “KALUTOK” yang dulunya sangat digandrungi oleh warga Negara Daha dan merupakan satu-satunya transfortasi yang diunggulkan sekarang mulai terlupakan Akibat pesatnya pertumbuhan transfortasi darat khususnya kendraan bermotor. 

Pada era 90’an Kalutok mrupakan sarana yang menjadi unggulan oleh warga Negara Daha, pada era Melinium warga Negara Daha Lebih suka menggunakan Motor untuk beraktifitas Kata salah satu warga “Alasan saya tidak menggunakan kapal untuk berpergian karena masalah waktu, kapal relatif lambat meneskipun murah cuma skitar 1.500 Jauh-Dekat”, Dan kata salah satu pelajar “Taksi kapal terlalu pagi menjemput, sehingga saya lebih memilih menggunakan motor untuk kesekolah”
.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh7LcBzY8b3RzhQcyGkEuifq5wX3p22zSejOszSeiRieroz5lRPfq45ZikM286QlzheDcuFRwOhb3p2dvor6_xC5-IcIxUxdReDZonK5ekM-s1GkoliwpYeXbS80AiSWYdf1IXa0lmuAk4S/s1600/10289447_885137631513051_220140321_o.jpg
Harusnya pemerintah berkaca dengan Negara Thailan yang cukup piawai dalam memanfaatkan sungai menjadi objek wisata dan sebagai sarana transfortasi. Negara Thailand menjadikan sungai sbagai penghasil turis Asing untuk melihat keindahan Negaranya, padahal Negara Thailan bisa dibilang tidak terlalu luas sungainya, dibandingkan Negara kita yang mayoritas dikelilingi sungai, contohnya dikalimantan seperti Sungai Barito, Sungai Kapuas, Sungai Kuin, Sungai Martapura, Sungai Negara Daha.
                Alasan bayaknya kapal yang tidak beroprasi lagi disungai Negara Daha karena peminat dan bayak juragan kapal yang gulung tikar disebabkan tidak sesuai biaya operational dengan pendapatan sehingga transfortasi ini semakin sedikit dan diperkirakan 10-20 tahun lagi tidak ada. Ini seharusnya menjadi tanggung jawab pemerintah setempat untuk melestarikan transfortasi khas Negara Daha dan menjadikan transfortasi tersebut agar menjadi tranfortasi wisata untuk wisatawan domistik atau turis asing.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar