Postingan Populer

Selasa, 19 Agustus 2014

MY LIVE MY NEGARA DAHA

Secara geologis Hulu Sungai Selatan terdiri dari pegunungan yang memanjang dari arah timur ke selatan, namun dari arah barat ke utara merupakan dataran rendah alluvial yang kadang-kadang berawa-rawa. Kondisi topografi ini menyebabkan udara di wilayah ini terasa dingin agak lembab dengan curah hujan pada tahun 2002 sebanyak 2.124 mm.

Dari arah utara melingkar ke arah barat, Kabupaten Hulu Sungai Selatan di aliri oleh Sungai Amandit bermuara ke Sungai Negara (anak sungai Barito) yang berfungsi sebagai sarana prasarana perhubungan dalam kabupaten dan ke kabupaten lainnya(http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Hulu_Sungai_Selatan).

Kali ini yang menjadi objek observasi kami adalah daerah rawa di kecamatan Daha Utara. Berdasarkan data yang kami dapat daerah ini terdiri dari 19 desa dengan jumlah penduduk sebesar 30.270 jiwa (berdasarkan data pada maret 2009).
Untuk mencapati daerah rawa, kami menggunakan alat trasfortasi air yang biasa disebut "klotok". Membutuhkan waktu sekitar 15 menit untuk mencapai tempat tujuan.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEguIbeAzwUuiIyCzy8_Pkttc3geEjguzMDJ0hU13Qbdn25DHFhHWYhf8gWhqogqGCoVJ1zUAH3O-EdNXARxIUVCifMf_GnfULScNa_JpZ4yJSg9FoHP9TuNliL9DovdkDWLDr7Wv901Vkrg/s320/PICT0034.JPG
Rawa di Negara, daha utara...!!
Sejauh mata memandang terhampar luas econg gondok yang melimpah ruah jumlah. Di hadapan kami membentang pemandangan yang sungguh eksotik dan romantik, hamparan rawa yang seolah-olah tiada bertepi, di kejauhan terlihat kecil-kecil para nelayan sungai yang mencari ikan dengan perahunya. Lambaian tangan para nelayan sungai di kejauhan memperlihatkan rona persahabatan namun di dalam hatinya terbersit kegetiran hidup yang selalu menderanya karena kehidupan ekonomi mereka belum membaik sampai detik ini.

Selama perjalanan menuju rawa, akan terlihat pemandangan seperti gambar di bawah ini
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh9io_nFn0ak1ogXM0womLsHjF41_hgmDmNOyeC8EoonzfiFCKcpI_2Ump8SqYIySdMFsarTWmvK5hRLgoDxYqpGc2oTcK_KgZw7HdfYnJixmz51ZRdpoL78VtIP-1dm_Dx2WJjpSYcwYkE/s320/PICT0025.JPG
Pemandangan ini sungguhlah unik, pernahkah anda berpikir bagaimana caranya membuat pemandangan ini menjadi indah.... bagaimana kalau kita hias jamban-jamban ini dan membuatnya menjadi cirikhas kota negara sehingga menarik wisatawan dari luar.

please welcome

The Mega Plan to improve the Negara
Seperti yang kita tahu, rawa di Negara merupakan rawa yang melimpah ruah dengan ilung/ eceng gondok. Namun sayangnya kekayaan ini tidak dimanfaatkan dengan baik oleh warga sekitar. Begitupula dengan kotoran kerbau yang tidak dimanfaatkan oleh masyarakat. padahal sesungguhnya kotoran tersebut dapat digunakan sebagai pupuk dan biogas.
Sebagai seorang mahasiswa yang bergelut di dunia ilmu komputer, saya mulai memikirkan apa peran yang dapat saya berikan terhadap negara untuk menjadikannya lebih maju. Saat ini kita sadari bahwa peran teknologi informasi sangatlah bermanfaat bagi kehidupan dunia. dengan bantuan sistem informasi kita dapat mempromosikan potensi yang ada di negara melalui internet sehingga dapat diketahui oleh seluruh warga dunia.
Kita akan jadikan ilung sebagai brand dari kota negara. kita akan kembangkan kota tersebut menjadi daerah yang di kenal oleh dunia sehingga menarik investor asing untuk menginvestasikan ilung untuk dijadikan obat obatan dan kerajinan tangan.


WISATA KALANG HADANGAN NEGARA

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZaouZoo1xAR2SGUvpyKnHaNHVK83yGD42HVQ7kKNDklyZ2CBUMqmg1nA3ThCADmQ5CzroFYufGOXDw4rgmMtD46D2DE4q8NsF44HGDgffHfsoyeKn51feJTa3wQlxjl4dpyjLXifDq-71/s1600/kalang-hadangan.jpg
Di Negara Kab. Hulu Sungai Selatan terkenal dengan wisata unik yang banyak dikunjungi oleh para wisatawan lokal sampai mancanegara yaitu Kalang Hadangan. Kalang Hadangan berasal dari bahasa banjar, Kalang berarti kandang sedangkan Hadangan adalah Kerbau. Namun Kalang Hadangan yang ada di Negara ini adalah sebuah tempat atau kandang yang dibangun di atas air untuk peternakan kerbau rawa. Disinilah letak keunikannya, dimana kerbau-kerbau yang diternakkan bukannya hidup di atas daratan kering seperti ternak-ternak lainnya, akan tetapi justru di atas rawa yang berair dan cukup dalam. 

Peternakan kerbau rawa ini tersebar di 3 kecamatan, yaitu Kecamatan Daha Utara, Daha Selatan dan Daha Barat dengan jumlah populasi ratusan hingga ribuan ekor. Namun Kalang Hadangan yang biasa dikunjungi oleh wisatawan kebanyakannya yang berada di ujung Desa Pandak Daun Kecamatan Daha Utara. Karena selain tempatnya cukup strategis, tempat inilah yang paling mudah untuk dijangkau karena dekat dengan jantung kota Negara.

Kerbau ini biasa berenang sepanjang hari, setiap pagi saat matahari mulai terbit mereka digiring dan dilepaskan ke lokasi tertentu untuk mencari makan. Penggembala biasanya menggiring mereka dengan menggunakan perahu untuk menghalaunya ke tempat yang banyak rumput atau tumbuhan lainnya yang hidup di atas rawa dan kemudian meninggalkannya seharian di tempat itu untuk makan. Baru setelah menjelang matahari terbenam, sang penggembala baru datang untuk membawa dan menggiringnya kembali masuk kandang. Kegiatan ini rutin dilakukan setiap hari.

Untuk para wisatawan yang ingin melihat langsung kerbau-kerbau rawa ini, mereka harus ada di tempat kalang hadangan pagi-pagi sekali saat matahari mulai terbit atau sore hari saat matahari mulai tenggelam. Biasanya kerbau akan digiring keluar kandang sekitar antara jam 06.30 - 07.30 dan baru masuk kandang kembali sekitar antara jam 17.00 - 18.30.

Untuk mencapai lokasi, wisatawan biasanya menggunakan klotok atau kapal kecil yang bisa disewa. Ada banyak kapal atau perahu bermesin yang bisa disewa di daerah ini bahkan menjadi langganan tetap para pengusaha travel wisata di Kalimantan Selatan.

MATA PENCAHARIAN DI NAGARA


Di setiap daerah pasti mempunyai ciri khas tersendiri, termasuk dalam hal mata pencaharian masyarakatnya. Nagara adalah sebuah daerah di kabupaten Hulu Sungai Selatan. Daerah ini terdiri dari tiga kecamatan, yaitu kecamatan Daha Selatan, kecamatan Daha Utara dan kecamatan Daha Barat. Terletak di kabupaten Hulu Sungai Selatan Kalimantan Selatan. Geografis Daerah ini  merupakan dataran rendah yang terhampar pada saat musim kemarau, dan bagaikan Danau Raksasa apabila musim Hujan tiba, karena digenangi air setinggi satu meter lebih. Luas wilayahnya adalah  1260 Km2 atau kurang lebih 126.000 Hektar. Dari kota Banjarmasin dapat ditempuh dalam waktu sekitar 4 jam. Daerah ini juga  dilintasi sungai bercabang tiga yang bertemu dua muara dan satu ujung sungainya terletak dipusatnya kota Nagara. 

Karena daerahnya yang kebanyakan rawa-rawa dan sungai. Maka daerah ini pastinya memanfaatkan potensi rawa dan sungai tersebut sebagai tempat untuk mencari nafkah untuk keluarganya. Jangan heran apabila masyarakatnya kebanyakan nelayan yaitu mencari ikan dan bertambak ikan. Nah, di sini saya akan memaparkan sedikit tentang mata pencaharian di Nagara.

 1. Nelayan dan Bertambak Ikan

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjGupp81C2CAVY4cceDPUNBoq1JR9R0ObJ31ddqs_9ogqAQJIao63o5cfhTzKRJ7bFT1wJPghX98uFJOgGGs2zdG9Trt6SSqqutLUOeEFBMwlXVQIBdFxEjRVUzS0KcESYaBt9JeIkIDB8/s320/04032011(003).jpg

Tambak Ikan

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj-BXZSgbjg4JidSTo37VXn4bRdFZQO6Jnh3wKyfGKK96QNrliNvfi7S-SUjUde6Nf2mE7byQGX_8owD8yBwcW29ufOj0hAv0Dc3YxyOsxX-u44XrUbsml8ONA1TT7F84plat9YvKeYnrc/s320/04032011.jpg
Di daerah Negara kebanyakan masyarakatnya adalah nelayan. Biasanya ikan tawar yang dicari itu bermacam-macam mulai dari ikan sepat, sepat siam, haruan (gabus), papayu, tauman, udang galah, patin, baung, kalabam, lampam, dan sebagainya. Karena ikan melimpah di daerah ini ketika musim banyu dalam, ikan ini biasanya diawetkan dengan dijemur menjadi ikan kering atau diasinkan menjadi Iwak Wadi. Iwak wadi inilah sisa air garamnya diolah menjadi uyah wadi yang menjadi teman makan rujak atau pancuk.  Sedangkan ikan kering ini biasanya digoreng, dan menggunakan cacapan gulimbing tunjuk sebagai pelengkapnya dan gangan waluh Nagara sebagai kuahnya.  Sungguh nikmat sekali bukan???

Kalau mau ikan kering sebagai oleh-oleh datanglah ke desa Muning. Di sana terdapat  central ikan kering, mulai sepat, haruan, sepat siam, papuyu, atau tauman dan sebagainya. Ikan sepat kering ini rasanya yang tidak terlalu asin namun gurih dan sangat renyah. Kalau ikan kering haruan atau tauman biasanya disebut garih. Garih ini biasanya dimasak dengan santan atau biasa disebut garih batanak. Kalau mau lebis simple lagi di masak asam manis. Dijamin rasanya enak dan gurih. 

Tambak ikan di sungai nagara biasanya ikan yang dipelihara adalah ikan patin dan ikan nila. Masyarakat nagara biasanya memanfaatkan sungai yang ada di belakang rumahnya. Biasanya masyarakat yang membuka usaha tambak ikan ini adalah yang rumah tinggalnya berada di tebing sungai. Agar mempermudah memelihara dan mengawasi ikan peliharaannya. Masalah pakan ikan biasanya menggunakan ikan-ikan kecil dan keong-keong liar karena mudah dicari. Namun, lama-kelamaaan akibatnya keong-keong tersebut kini hampir punah. Bahkan keong hitam pun sudah tak ada lagi terlihat. 



 2. Pandai Besi
Sekarang kita berpindah ke desa Tumbukan Banyu, Sungai Pinang dan Habirau. Daerah ini terkenal dengan Pandai besinya. Kerajinan yang mereka buat adalah parang atau pisau, mandau (pedang khas Kalimantan), pahat untuk menurih (pahat untuk menyadap pohon karet), dll. Hasil kerajinan ini dikirim ke berbagai daerah di kalimantan, bahkan sampai ke luar negeri lhooo... hehe.. Hal ini karena para pengrajin ini mengutama kualitas. 

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj1P2LfThFJUc0jVBWFQYrpKQ01qtOc5tetB-c0Q9zUaQb5awSIk3l3J54X6ZvzAP7I6POFmMwQlcaoCti8NSkUdeJa9JuWZkc-5DcH8bZFQFUQ823uTS5KKwOaIuS2CH013IeF0TxTctg/s320/Foto0009.jpg
Pandai Besi yang sedang membuat Pahat

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjMPU53VsK-Rf0TSo0Ei3Cc_NEbaIbc4ChHbs5JZ26tjIAkDIkJcmz9y9Nk6qVTY0tf-rCxNZEtNMRP6NG0LzOL4rNHRRG80WQQFG59vy9BoNkF1a4dW8fBnYl4mkbj2V2Sxh2QBDiqej8/s320/Foto0010.jpg

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiWZPAz97iO9T7H1-zup0-LfSyQTUeiycEf5Q9S0JHnDkiPRnzbAwvlBxjvQ_v04j-QbxTma_TYx8F7tM1bjSNw04C8MCuPUb4xlT6SL1HGbkg468XcChPjiPxNMlqOj_K8ItJd4nQFJAg/s320/Foto0011.jpg

3. Kerajinan Gerabah

Ayooo kita jalan-jalan sebentar ke Desa Bayanan. Desa ini dijuluki kampung Padapuran. Why? karena desa ini warganya rata-rata adalah pengrajin gerabah. Hasil produksi andalannya adalah dapur alat masak dari gerabah dengan menggunakan kayu sebagai bahan bakarnya. Selain itu, hasil kerajinan gerabahnya bukan hanya dapur saja sobat, tetapi  ada aneka kerajinan lain seperti celengan, guci, dan miniatur.  Celengan biasanya berbentuk buah-buahan dan boneka. Kalau celengan boneka biasanya berbentuk tokoh animasi di film kartu misalnya Hello Kitty, SpongeBob dan Patrick. Lucu-lucu bukan? Ini juga menjadi oleh-oleh cindera mata bagi sobat-sobat yang berkunjung ke Nagara. 

Selain celengan dan miniatur ada juga yang disebut panai. Panai biasanya digunakan untuk membuat kue. Kue yang dibuat biasanya roti Kentang (lapis legit kentang khas Banjar), roti manis,  paranggi (mirip cupcake tapi pakai gula merah dan santan), Bingka, dll. Panai tersebut digunakan sebagi tutup untuk memanggang kue. Panai tersebut dipanaskan terlebih dahulu di atas dapur yang menyala. Lalu tutupkan di atas kuenya. Jika menggunakan panai ini, maka aroma khas kue itu lebih terasa beda dengan kue lain, yaitu lebih harum. 

Hasil kerajinan gerabah ini terkenal di mana-mana. Dari zaman dahulu nenek moyang kita dan sampai sekarang kerajinan ini dikirim ke  daerah lain, khususnya di Wilayah Kalimantan. Karena kualitas dapur Nagara yang kuat dan bertahan lama inilah menjadikan produk ini menjadi terkenal. Kerajinan dapur dahulu sempat tidak ada peminatnya karena banyak yang menggunakan kompor. Namun, ketika harga bahan bakar mahal. Banyak masyarakat yang berpindah lagi menggunakan dapur. Selain hemat, menggunakan dapur ini masakan menjadi lebih nikmat dan aromanya lebih terasa. 


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiXlfo4AQBbQnHk8fATACeMx8cily_9Y376hFzkeN9Uuq1xPmolI1pYZvwU50sOCU__eg9WwQjOa_dWuXnnc1bk5lu7TCCit7_RAuXC8lUrVkhCFtuweNmB662slS-C1zh5QIejmBTZbJM/s320/Foto0000.jpg
 Dapur, dan panai
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhJdTfpK1zEo740mImzshOIek5L9QJRW3LvRmAZqWHmL0X-jixl52Ci2qHJXP5xdVXk1gapBXtGZFIVFqsa6eG4uRq3n_Zvvqj2UeUgOhMjBriANUkSn0Q1sFByTeskcjmVWr11Q3rdyRQ/s320/Foto0001.jpg

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEge82sISWFBwS-5jbxPNIWefoLHjLQaSRGhDbczUj8Pig2jdgJk4CPo69H6K2BLbGLGirCHuPr7r1ls84hM6EVmnQV4FzWA_mlgKJrfIWph2EyRKYdxNUSiXYlVfSMCmFbdIpOWYOh3Fkk/s320/Foto0002.jpg

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjpfLlc2r6150N5K3fSBuSPEIC8ZCd1a8B59zdr4Mn5KTXuRZqe0yRpRgvBd2O7rSw-5ai5uCPqd7sCkCIlP72fCT48xiaKZ9cMsFG5VS03TSFQlwHFXtLajJ3_A161SRNiBLMfukeJOJo/s320/Foto0003.jpg
Pengrajin sedang membuat celengan

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiegr4VGGhsceOdDxmud-SgWwH7NS9SwlrHZB1v1kM8Yb2WIuSwAVxchye08gpb6VKrla4aYf6i5z_6OWPGlhdYrhDGhH2B_HzkH99G77b4nI5jmAVBahS3pxnsfwOMoIsiAQZ-5_jbe4k/s320/Foto0004.jpg

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg7LWNZCjna5Gg9vGdflA00pHckEVjbpZ3cRYzQnbRGZkjOyyUSlpmD1a5q7bihcZFGDOs5rZMqxoqW9TrdiG_GvfD1zrup82VvtpkWHiVdibD1RkD9TKZjP8ISz1Ph02CzwCY6IfjTMQM/s320/Foto0005.jpg
celengan buah-buahan dan patung hewan

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg_eyaKip2Sp0-o51_ykmVRtoSZb5vsEl8jxBtjDd5TYGbufeMlxWZjEJYntZOKQEbeslTCTXrQj_eBg3Ohh_LZt87Wj6QliOVcabpeaSlM7p_XAvak5BTotU-dH-2XX63r1j9AU0YqvxM/s320/Foto0006.jpg
miniatur rumah Banjar dari Gerabah
4. Pengrajin Perhiasan


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgIf5mdbT7gbkX4LLC0FyIVHET3TQRPB-kyz80ti1jv6GAFLjvdA8h-1OrinigG8Gnf6cSluesuSEub00OvkBrTnq9LbWDwSAjY5upG70GA534TxWDcyl33E57KsWwJGXwgkdb49rs-msc/s320/04012011.jpg

Ayyoo mari singgah sebentar di kampung tempat tinggalku Habirau Tengah dan Parigi. Di dua desa ini terkenal dengan hasil kerajinan perhiasannya, maka disebut dengan kampung pa'amasan. Kerajinan perhiasan ini biasanya menggunakan emas, perak, dan tembaga. Ayah saya yang juga pengrajin emas. Beliau biasanya mendapat orderan dari pedangang emas yaitu berupa gelang, kalung, cincin, dan anting. Hasil karya ayah saya selain dijual di pasar Nagara , tetapi juga dibawa ke daerah lain misalnya Kandangan, Barabai, Banjarmasin, dan daerah lain di Kalimantan Tengah. Dalam bekerja sebagai pengrajin emas yang diperlukan adalah keuletan dan kejujuran, agar pelanggan tetap setia mengorder. Dua hal tersebut adalah hal yang bisa mengatasi masalah persaingan usaha  yang sangat ketat di Nagara ini. Kualitas juga nomor satu. Menjadi pengrajin emas tidaklah mudah, banyak modal yang diperlukan yaitu berupa mesin, pon
(alat pencetak) , tukul (palu), berbagai macam cetakan, bubutan, kikir dll. 
  

4. Jasa Kelotok

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiFm3lftJtoVOsnlsqjlSiEiHGIeZbiMMo4kgJwSSmzUGGj8PTQkJzlX_Gf3ZN7MHQFm436avnfRfLydAMfbbrBsuS9mA31xCd-XPxyH023zHtLjXbcpC6xO2cJn5jyEp-r4KNNjsm1ZbA/s1600/IMG0008A.jpg
 Anak-anak yang sekolah naik kelotok

Perkembangan zaman yang semakin maju, kelotok juga menjadi alat transportasi yang penting bagi masyarakat Nagara. Walaupun berkurang peminatnya karena banyak yang menggunakan kendaraan sepeda motor. Pengguna jasa kelotok ini biasanya adalah anak-anak yang sekolah. Harganya yang murah membuat anak-anak ini bisa berangkat sekolah menggunakan kelotok. Selain itu, kelotok juga digunakan sebagai sarana penghubung antara kampung yang berseberangan, antara warga Daha Barat dengan warga Daha Selatan dan Daha Utara. Kelotok ini juga berfungsi untuk mengantarkan para pegawai dan barang-barang ke pelosok-pelosok yang ada di daerah Nagara. Selain itu, kelotok ini juga berfungsi sebagai alat transportasi wisata bagi yang berkunjung ke daerah ini untuk sekedar memancing ikan, dan melihat pemandangan hamparan laut rawa-rawa Nagara yang dari kejauhan terlihat pegunungan yang indah. Oleh karena itu masih ada yang bekerja sebagai pengemudi kelotok di Sungai Negara ini. 

TRANSFORTASI YANG TERLUPAKAN DI NEGARA DAHA


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjJNZ6Q8qhXAkbu87twBBpZzFQMR6dGUCFdH07ySuDSKutlc9IWGI0k50uftrJqhyphenhypheng-vxtHMVouyWk_uIj5z7PQUY0-fKqSjB4kLtC9PdGqR10BxVvZCnNsEk2eC7NDfR3-so88U5PqkGY_/s1600/10309915_885137431513071_1845877176_o.jpg
Nagara, 1 Mei 2014. Tranfortasi kapal atau yang lebih dikenal dengan sebutan “KALUTOK” yang dulunya sangat digandrungi oleh warga Negara Daha dan merupakan satu-satunya transfortasi yang diunggulkan sekarang mulai terlupakan Akibat pesatnya pertumbuhan transfortasi darat khususnya kendraan bermotor. 

Pada era 90’an Kalutok mrupakan sarana yang menjadi unggulan oleh warga Negara Daha, pada era Melinium warga Negara Daha Lebih suka menggunakan Motor untuk beraktifitas Kata salah satu warga “Alasan saya tidak menggunakan kapal untuk berpergian karena masalah waktu, kapal relatif lambat meneskipun murah cuma skitar 1.500 Jauh-Dekat”, Dan kata salah satu pelajar “Taksi kapal terlalu pagi menjemput, sehingga saya lebih memilih menggunakan motor untuk kesekolah”
.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh7LcBzY8b3RzhQcyGkEuifq5wX3p22zSejOszSeiRieroz5lRPfq45ZikM286QlzheDcuFRwOhb3p2dvor6_xC5-IcIxUxdReDZonK5ekM-s1GkoliwpYeXbS80AiSWYdf1IXa0lmuAk4S/s1600/10289447_885137631513051_220140321_o.jpg
Harusnya pemerintah berkaca dengan Negara Thailan yang cukup piawai dalam memanfaatkan sungai menjadi objek wisata dan sebagai sarana transfortasi. Negara Thailand menjadikan sungai sbagai penghasil turis Asing untuk melihat keindahan Negaranya, padahal Negara Thailan bisa dibilang tidak terlalu luas sungainya, dibandingkan Negara kita yang mayoritas dikelilingi sungai, contohnya dikalimantan seperti Sungai Barito, Sungai Kapuas, Sungai Kuin, Sungai Martapura, Sungai Negara Daha.
                Alasan bayaknya kapal yang tidak beroprasi lagi disungai Negara Daha karena peminat dan bayak juragan kapal yang gulung tikar disebabkan tidak sesuai biaya operational dengan pendapatan sehingga transfortasi ini semakin sedikit dan diperkirakan 10-20 tahun lagi tidak ada. Ini seharusnya menjadi tanggung jawab pemerintah setempat untuk melestarikan transfortasi khas Negara Daha dan menjadikan transfortasi tersebut agar menjadi tranfortasi wisata untuk wisatawan domistik atau turis asing.

Sabtu, 31 Mei 2014

MAKALAH EKOSISTEM RAWA



DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI.......................................................................................................................!
JUDUL HALAMAN..........................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................1
1.2 Permasalahan.................................................................................................................1
1.3 Tujuan penulisan............................................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan..........................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................3
2.1 Pengertian Rawa............................................................................................................3
2.2 Karakteristik Rawa........................................................................................................4
2.3 Klasifikasi Rawa...........................................................................................................4
BAB III PEMBAHASAN.................................................................................................5
3.1 Pengertian Pencemaran Tanah......................................................................................5
3.2 Penyebab Pencemaran Tanah.......................................................................................5
3.3 Ciri-ciri Tanah yang Tercemar.....................................................................................5
3.4 Dampak Pencemaran Tanah.........................................................................................6
3.5 Penanganan Pencemaran Tanah...................................................................................7
3.6 Pencegahan Pencemaran Lingkungan..........................................................................7
3.7 Peristiwa Yang Terjadi Akibat Pencemaran tanah.......................................................8
3.8 Sumber Pencemar.........................................................................................................8
3.9 Proses Pencemaran.......................................................................................................8
3.10 Langkah Penyelesaian................................................................................................8
!
BAB IV UPAYA PELESTARIAN LINGKUNGAN.....................................................10
4.1 Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup Dalam Pembangunan Berkelanjutan................10
BAB V PENUTUP.............................................................................................................11
5.1 Kesimpulan....................................................................................................................12
5.2 Saran..............................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA


















!!
PENCEMARAN LINGKUNGAN PADA EKOSISTEM RAWA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemahaman dalam mengelola rawa sangatlah penting. Sebaiknya dengan mempertahankan fungsi ekologis kawasan tersebut dalam penggunaannya untuk keperluan kehidupan seperti pemukiman, pertanian, perikanan dan lain-lain. Pengelolaan yang bijaksana dengan melakukan penataan ruang, dan pengawasan yang ketat dari pihak pemerintah dapat ditentukan mana kawasan rawa yang dapat dikelola dan yang harus dipertahankan fungsi ekologisnya. Saat ini perikanan Indonesia dalam waktu yang relatif singkat telah mampu memberikan sumbangan yang substansial dalam pembangunan perekonomian. Secara keseluruhan, perikanan mempunyai peranan dan posisi vital dalam pemenuhan kebutuhan gizi protein, kesempatan kerja, penerimaan devisa dan pengembangan wilayah (Baharsyah 1990).
Fenomena alam yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari adalah Pencemaran Tanah (kerusakan tanah). Tanah mempunyai peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia, karena tanah merupakan pondasi utama dari semua kegiatan yang dilakukan oleh manusia. Selain itu, tanah berfungsi sebagai sumber kekayaan karena tanah dan kandungannya bisa memberikan berbagai sumber pendapatan bagi pemiliknya ataupun mereka yang menguasai.
Tanah merupakan aspek penting dalam kehidupan. Tumbuhan sebagai produsen nomor satu amat bergantung pada tanah untuk berkembang biak. Demikian halnya dengan manusia, manusia bergantung pada tanaman untuk mendapatkan bahan makanan dan untuk berkembang biak. Oleh karena itu, tanah merupakan aspek penting yang harus senantiasa mendapat perhatian untuk kesejahteraan hidup manusia.
1.2 Permasalahan
Pencemaran lingkungan merupakan masalah kita bersama, yang semakin penting untuk diselesaikan, karena menyangkut keselamatan, kesehatan, dan kehidupan kita. Siapapun bisa berperan serta dalam menyelesaikan masalah pencemaran lingkungan ini, termasuk kita. Dimulai dari lingkungan yang terkecil, diri kita sendiri, sampai ke lingkungan yang lebih luas.
Permasalahan pencemaran lingkungan yang harus segera kita atasi bersama diantaranya pencemaran air tanah dan sungai, pencemaran udara perkotaan, kontaminasi tanah oleh sampah, hujan asam, perubahan iklim global, penipisan lapisan ozon, kontaminasi zat radioaktif, dan sebagainya.
Untuk menyelesaikan masalah pencemaran lingkungan ini, tentunya kita harus mengetahui penyebab pencemaran lingkungan pada tanah, ciri-ciri tanah yang tercemar, dampak pencemaran tanah, penenganan pencemaran tanah, pencegahan pencemaran pada lingkungan,  peristiwa yang terjadi akibat pencemaran tanah,  sumber pencemar, bagaimana proses pencemaran itu terjadi, dan bagaimana langkah penyelesaian pencemaran lingkungan itu sendiri.

1

1.3 Tujuan Penulisan

Berdasarkan latar belakang di atas adapun tujuan penulisan makalah ini
Adalah :
1. Sebagai sarana untuk mengetahui teori-teori atau konsep tentang  pencemaran lingkungan  
2. Untuk mengetahui penyebab pencemaran lingkungan pada tanah
3. Untuk mengetahui ciri-ciri tanah yang tercemar
4. Untuk mengetahui dampak pencemaran tanah
5. Untuk mengetahui penenganan pencemaran tanah
6. Untuk mengetahui pencegahan pencemaran pada lingkungan
      7. Untuk mengetahui peristiwa yang terjadi akibat pencemaran tanah
      8. Untuk mengetahui sumber pencemar
      9. Untuk mengetahui proses pencemaran
      10. Untuk mengetahui langkah pencemaran
11. Untuk memberikan informasi akan upaya pemecahan permasalahan yang dihadapi.

1.4 Manfaat Penulisan

1. Memahami sebagai sarana untuk mengetahui teori-teori atau konsep tentang  pencemaran lingkungan 
2. Untuk mengenali penyebab pencemaran lingkungan pada tanah
3. Untuk mengenali ciri-ciri tanah yang tercemar
4. Untuk mengenali dampak pencemaran tanah
5. Untuk mengenali penenganan pencemaran tanah
6. Untuk mengenali pencegahan pencemaran pada lingkungan
      7. Untuk mengenali peristiwa yang terjadi akibat pencemaran tanah
      8. Untuk mengenali sumber pencemar
      9. Untuk mengenali proses pencemaran
      10. Untuk mengenali langkah penyelesaian
11. Untuk mendapatkan informasi akan upaya pemecahan permasalahan yang dihadapi


















2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Pengertian Rawa

Berdasarkan pp 27 tahun 1991 tentang rawa, Rawa adalah lahan genangan air secara alamiah yang terjadi terus menerus atau musiman akibat drainase alamiah yang terhambat serta mempunyai ciri-ciri khusus secara phisik, kimiawi, dan biologis. Konservasi rawa adalah pengelolaan rawa sebagai sumber air yang berdasarkan pertimbangan teknis, sosial ekonomis dan lingkungan, bertujuan menjamin dan memelihara kelestarian keberadaan rawa sebagai sumber air dan/atau meningkatkan fungsi dan pemanfaatannya. Reklamasi rawa adalah upaya meningkatkan fungsi dan pemanfaatan rawa untuk kepentingan masyarakat luas. Jaringan reklamasi rawa adalah keseluruhan saluran baik primer, sekunder, maupun tersier dan bangunan yang merupakan satu kesatuan, beserta bangunan pelengkapnya, yang diperlukan untuk pengaturan, pembuangan, pemberian, pembagian dan penggunaan air.
Lahan rawa adalah lahan yang sepanjang tahun, atau selama waktu yang panjang dalam setahun, selalu jenuh air (saturated) atau tergenang (waterlogged) air dangkal. Dalam pustaka, lahan rawa sering disebut dengan berbagai istilah, seperti “swamp”, “marsh”, “bog” dan “fen”, masing-masing mempunyai arti yang berbeda.
“Swamp” adalah istilah umum untuk rawa, digunakan untuk menyatakan wilayah lahan, atau area yang secara permanen selalu jenuh air, permukaan air tanahnya dangkal, atau tergenang air dangkal hampir sepanjang waktu dalam setahun. Air umumnya tidak bergerak, atau tidak mengalir (stagnant), dan bagian dasar tanah berupa lumpur. Dalam kondisi alami, swamp ditumbuhi oleh berbagai vegetasi dari jenis semak-semak sampai pohon-pohonan, dan di daerah tropika biasanya berupa hutan rawa atau hutan gambut.
“Marsh” adalah rawa yang genangan airnya bersifat tidak permanen, namun mengalami enangan banjir dari sungai atau air pasang dari laut secara periodik, dimana debu dan liat sebagai muatan sedimen sungai seringkali diendapkan. Tanahnya selalu jenuh air, dengan genangan relatif dangkal. Marsh biasanya ditumbuhi berbagai tumbuhan akuatik, atau hidrofitik, berupa “reeds”
(tumbuhan air sejenis gelagah, buluh atau rumputan tinggi, seperti Phragmites sp.), “sedges” (sejenis rumput rawa berbatang padat, tidak berbuluh, seperti famili Cyperaceae), dan “rushes” (sejenis rumput rawa, seperti purun, atau “mendong”, dari famili Juncaceae, yang batangnya dapat dianyam menjadi tikar, topi, atau keranjang). Marsh dibedakan menjadi "rawa pantai" (coastal marsh, atau saltwater marsh), dan "rawa pedalaman" (inland marsh, atau fresh water marsh) (SSSA, 1984; Monkhouse dan Small, 1978).
“Bog” adalah rawa yang tergenang air dangkal, dimana permukaan tanahnya tertutup lapisan vegetasi yang melapuk, khususnya lumut spaghnum sebagai vegetasi dominan, yang menghasilkan lapisan gambut (ber-reaksi) masam. Ada dua macam bog, yaitu "blanket bog”, dan "raised bog”. Blanket bog adalah rawa yang terbentuk karena kondisi curah hujan tinggi, membentuk deposit gambut tersusun dari lumut spaghnum, menutupi tanah seperti selimut pada permukaan lahan yang relatif rata. Raised bog adalah akumulasi gambut masam yang tebal, disebut “hochmoor", yang dapat mencapai ketebalan 5 meter, dan membentuk lapisan (gambut) berbentuk lensa pada suatu cekungan dangkal
“Fed” adalah rawa yang tanahnya jenuh air, ditumbuhi rumputan rawa sejenis “reeds”, “sedges”, dan “rushes”, tetapi air tanahnya ber-reaksi alkalis, biasanya mengandung kapur (CaCO3), atau netral. Umumnya membentuk lapisan gambut subur yang ber-reaksi netral, yang disebut “laagveen” atau “lowmoor”.
                                                                                                                                                    3
Lahan rawa merupakan lahan basah, atau “wetland”, yang menurut definisi Ramsar Convention mencakup wilayah “marsh”, “fen”, lahan gambut (peatland),atau air, baik terbentuk secara alami atau buatan, dengan air yang tidak bergerak (static) atau mengalir, baik air tawar, payau, maupun air asin, termasuk juga wilayah laut yang kedalaman airnya, pada keadaan surut terendah tidak melebihi enam meter (Wibowo dan Suyatno, 1997).
Lahan rawa sebenarnya merupakan lahan yang menempati posisi peralihan di antara sistem daratan dan sistem perairan (sungai, danau, atau laut), yaitu antara daratan dan laut, atau di daratan sendiri, antara wilayah lahan kering (uplands) dan sungai/danau. Karena menempati posisi peralihan antara sistem perairan dan daratan, maka lahan ini sepanjang tahun, atau dalam waktu yang panjang dalam setahun (beberapa bulan) tergenang dangkal, selalu jenuh air,
atau mempunyai air tanah dangkal. Dalam kondisi alami, sebelum dibuka untuk lahan pertanian, lahan rawa ditumbuhi berbagai tumbuhan air, baik sejenis rumputan (reeds, sedges, dan rushes), vegetasi semak maupun kayukayuan/hutan, tanahnya jenuh air atau mempunyai permukaan air tanah dangkal atau bahkan tergenang dangkal.

2.2 Karakteristik Rawa
Lahan rawa yang berada di daratan dan menempati posisi peralihan antara
sungai atau danau dan tanah darat (uplands), ditemukan di depresi, dan
cekungan-cekungan di bagian terendah pelembahan sungai, di dataran banjir
sungai-sungai besar, dan di wilayah pinggiran danau. Mereka tersebar di dataran
rendah, dataran berketinggian sedang, dan dataran tinggi. Lahan rawa yang
tersebar di dataran berketinggian sedang dan dataran tinggi, umumnya sempit
atau tidak luas, dan terdapat setempat-setempat. Lahan rawa yang terdapat di
dataran rendah, baik yang menempati dataran banjir sungai maupun yang
menempati wilayah dataran pantai, khususnya di sekitar muara sungai-sungai
besar dan pulau-pulau deltanya adalah yang dominan.

2.3 Klasifikasi Rawa
Berdasarkan pengaruh air pasang surut, khususnya sewaktu pasang besar (spring tides) di musim hujan, bagian daerah aliran sungai di bagian bawah (down stream area) dapat dibagi menjadi 3 (tiga) zona. Klasifikasi zona-zona wilayah rawa ini telah diuraikan oleh Widjaja-Adhi et al. (1992), dan agak mendetail oleh Subagyo (1997). Ketiga zona wilayah rawa tersebut adalah:
Zona I : Wilayah rawa pasang surut air asin/payau
Zona II : Wilayah rawa pasang surut air tawar
Zona Ill : Wilayah rawa lebak, atau rawa non-pasang surut












4
BAB III
 PEMBAHASAN

3.1  Pengertian Pencemaran Tanah

Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk dan merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida; masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan kendaraaan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping).

3.2 Penyebab Pencemaran Tanah

Secara umum, Pencemaran tanah dapat disebabkan limbah domestik, limbah industri, dan limbah pertanian.

Limbah Domestik

Limbah domestik dapat berasal dari daerah: pemukiman penduduk; perdagang-an/pasar/tempat usaha hotel dan lain-lain; kelembagaan misalnya kantor-kantor pemerintahan dan swasta; dan wisata, dapat berupa limbah padat dan cair.
1. Limbah padat berupa sampah anorganik. Jenis sampah ini tidak dapat diuraikan oleh   mikroorganisme (non-biodegradable), misalnya kantong plastik, bekas kaleng minuman, bekas botol plastik air mineral, dsb.
2. Limbah cair berupa; tinja, deterjen, oli, cat, jika meresap kedalam tanah akan merusak kandungan air tanah bahkan dapat membunuh mikro-organisme di dalam tanah.
Limbah industri
             Limbah domestik dapat berasal dari daerah: pemukiman penduduk; perdagang-an/pasar/tempat usaha hotel dan lain-lain; kelembagaan misalnya kantor-kantor pemerintahan dan swasta; dan wisata, dapat berupa limbah padat dan cair.
1. Limbah industri berupa limbah padat yang merupakan hasil buangan industri berupa padatan, lumpur, bubur yang berasal dari proses pengolahan. Misalnya sisa pengolahan pabrik gula, pulp, kertas, rayon, plywood, pengawetan buah, ikan daging dll.
2. Limbah cair yang merupakan hasil pengolahan dalam suatu proses produksi, misalnya sisa-sisa pengolahan industri pelapisan logam dan industri kimia lainnya. Tembaga, timbal, perak, khrom, arsen dan boron adalah zat-zat yang dihasilkan dari proses industri pelapisan logam.

Limbah pertanian

             Limbah pertanian berupa sisa-sisa pupuk sintetik untuk menyuburkan tanah/tanaman, misalnya pupuk urea Pestisida pemberantas hama tanaman misalnya DDT.

3.3 Ciri-ciri Tanah yang Tercemar

1. Tanah tidak subur
      2. pH dibawah 6 (tanah asam) atau pH diatas 8 (tanah basa)
      3. Berbau busuk
                                                                                                                                                    5
      4. Kering
      5. Mengandung logam berat
      6. Mengandung sampah anorganik

3.4 Dampak Pencemaran Tanah

a. Pada Kesehatan

            Dampak pencemaran tanah terhadap kesehatan tergantung pada tipe polutan, jalur masuk ke dalam tubuh dan kerentanan populasi yang terkena. Kromium, berbagai macam pestisida dan herbisida merupakan bahan karsinogenik untuk semua populasi. Timbal sangat berbahaya pada anak-anak, karena dapat menyebabkan kerusakan otak, serta kerusakan ginjal pada seluruh populasi.
  
            Paparan kronis (terus-menerus) terhadap benzena pada konsentrasi tertentu dapat meningkatkan kemungkinan terkena leukemia. Merkuri (air raksa) dan siklodiena dikenal dapat menyebabkan kerusakan ginjal, beberapa bahkan tidak dapat diobati. PCB dan siklodiena terkait pada keracunan hati. Organofosfat dan karmabat dapat dapat menyebabkan ganguan pada saraf otot. Berbagai pelarut yang mengandung klorin merangsang perubahan pada hati dan ginjal serta penurunan sistem saraf pusat. Terdapat beberapa macam dampak kesehatan yang tampak seperti sakit kepala, pusing, letih, iritasi mata dan ruam kulit untuk paparan bahan kimia yang disebut di atas. Yang jelas, pada dosis yang besar, pencemaran tanah dapat menyebabkan kematian

b. Pada Ekosistem

            Perubahan kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari adanya bahan kimia beracun/berbahaya bahkan pada dosis yang rendah sekalipun. Perubahan ini dapat menyebabkan perubahan metabolisme dari mikroorganisme endemik dan antropoda yang hidup di lingkungan tanah tersebut. Akibatnya bahkan dapat memusnahkan beberapa spesies primer dari rantai makanan, yang dapat memberi akibat yang besar terhadap predator atau tingkatan lain dari rantai makanan tersebut. Bahkan jika efek kimia pada bentuk kehidupan terbawah tersebut rendah, bagian bawah piramida makanan dapat menelan bahan kimia asing yang lama-kelamaan akan terkonsentrasi pada makhluk-makhluk penghuni piramida atas. Banyak dari efek-efek ini terlihat pada saat ini, seperti konsentrasi DDT pada burung menyebabkan rapuhnya cangkang telur, meningkatnya tingkat kematian anakan dan kemungkinan hilangnya spesies tersebut.
Sampah anorganik tidak ter-biodegradasi, yang menyebabkan lapisan tanah tidak dapat ditembus oleh akar tanaman dan tidak tembus air sehingga peresapan air dan mineral yang dapat menyuburkan tanah hilang dan jumlah mikroorganisme di dalam tanahpun akan berkurang akibatnya tanaman sulit tumbuh bahkan mati karena tidak memperoleh makanan untuk berkembang.

Dampak pada pertanian terutama perubahan metabolisme tanaman yang pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan hasil pertanian. Hal ini dapat menyebabkan dampak lanjutan pada konservasi tanaman di mana tanaman tidak mampu menahan lapisan tanah dari erosi. Beberapa bahan pencemar ini memiliki waktu paruh yang panjang dan pada kasus lain bahan-bahan kimia derivatif akan terbentuk dari bahan pencemar tanah utama.

6
3.5  Penanganan Pencemaran Tanah

a. Remediasi

Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ (atau off-site).

Pembersihan on-site adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi.

Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar. Caranya yaitu, tanah tersebut disimpan di bak/tanki yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke bak/tangki tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian diolah dengan instalasi pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini jauh lebih mahal dan rumit.

b. Bioremediasi

Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air).

 3.6 Pencegahan Pencemaran Lingkungan

Tindakan pencegahan dan tindakan penanggulangan terhadap terjadinya pencemaran dapat dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan macam bahan pencemar yang perlu ditanggulangi. Langkah-langkah pencegahan dan penanggulangan terhadap terjadinya pencemaran antara lain dapat dilakukan sebagai berikut:

Langkah pencegahan
Pada umumnya pencegahan ini pada prinsipnya adalah berusaha untuk tidak menyebabkan terjadinya pencemaran, misalnya mencegah/mengurangi terjadinya bahan pencemar, antara lain:

1) Sampah organik yang dapat membusuk/diuraikan oleh mikroorganisme antara lain dapat dilakukan dengan mengukur sampah-sampah dalam tanah secara tertutup dan terbuka, kemudian dapat diolah sebagai kompos/pupuk.

2) Sampah senyawa organik atau senyawa anorganik yang tidak dapat dimusnahkan oleh mikroorganisme dapat dilakukan dengan cara membakar sampah-sampah yang dapat terbakar seperti plastik dan serat baik secara individual maupun dikumpulkan pada suatu tempat yang jauh dari pemukiman, sehingga tidak mencemari udara daerah pemukiman. Sampah yang tidak dapat dibakar dapat digiling/dipotong-potong menjadi partikel-partikel kecil, kemudian dikubur.

3) Pengolahan terhadap limbah industri yang mengandung logam berat yang akan mencemari tanah, sebelum dibuang ke sungai atau ke tempat pembuangan agar dilakukan proses
7
pemurnian.

4) Penggunaan pupuk, pestisida tidak digunakan secara sembarangan namun sesuai dengan aturan dan tidak sampai berlebihan.

5) Usahakan membuang dan memakai detergen berupa senyawa organik yang dapat dimusnahkan/diuraikan oleh mikroorganisme.

3.7  Peristiwa Yang Terjadi Akibat Pencemaran tanah

a.       Penumpukan Limbah
b.       Penggunaan bahan kimia berlebihan
c.       Sampah perusahaan

3.8 Sumber Pencemar
Pencemar datang dari berbagai sumber dan memasuki udara, air dan tanah dengan berbagai cara. Pencemar udara terutama datang dari kendaraan bermotor, industi, dan pembakaran sampah. Pencemar udara dapat pula berasal dari aktivitas gunung berapi.
Pencemaran sungai dan air tanah terutama dari kegiatan domestik, industri, dan pertanian. Limbah cair domestik terutama berupa BOD, COD, dan zat organik. Limbah cair industri menghasilkan BOD, COD, zat organik, dan berbagai pencemar beracun. Limbah cair dari kegiatan pertanian terutama berupa nitrat dan fosfat.
3.9 Proses Pencemaran
Proses pencemaran dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung yaitu bahan pencemar tersebut langsung berdampak meracuni sehingga mengganggu kesehatan manusia, hewan dan tumbuhan atau mengganggu keseimbangan ekologis baik air, udara maupun tanah. Proses tidak langsung, yaitu beberapa zat kimia bereaksi di udara, air maupun tanah, sehingga menyebabkan pencemaran.
Pencemar ada yang langsung terasa dampaknya, misalnya berupa gangguan kesehatan langsung (penyakit akut), atau akan dirasakan setelah jangka waktu tertentu (penyakit kronis). Sebenarnya alam memiliki kemampuan sendiri untuk mengatasi pencemaran (self recovery), namun alam memiliki keterbatasan. Setelah batas itu terlampaui, maka pencemar akan berada di alam secara tetap atau terakumulasi dan kemudian berdampak pada manusia, material, hewan, tumbuhan dan ekosistem.
3.10 Langkah Penyelesaian
Penyelesaian masalah pencemaran terdiri dari langkah pencegahan dan pengendalian. Langkah pencegahan pada prinsipnya mengurangi pencemar dari sumbernya untuk mencegah dampak lingkungan yang lebih berat. Di lingkungan yang terdekat, misalnya dengan mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan, menggunakan kembali (reuse) dan daur ulang (recycle).
8
Di bidang industri misalnya dengan mengurangi jumlah air yang dipakai, mengurangi jumlah limbah, dan mengurangi keberadaan zat kimia PBT (Persistent, Bioaccumulative, and Toxic), dan berangsur-angsur menggantinya dengan Green Chemistry. Green chemistry merupakan segala produk dan proses kimia yang mengurangi atau menghilangkan zat berbahaya.
Tindakan pencegahan dapat pula dilakukan dengan mengganti alat-alat rumah tangga, atau bahan bakar kendaraan bermotor dengan bahan yang lebih ramah lingkungan. Pencegahan dapat pula dilakukan dengan kegiatan konservasi, penggunaan energi alternatif, penggunaan alat transportasi alternatif, dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development).
Langkah pengendalian sangat penting untuk menjaga lingkungan tetap bersih dan sehat. Pengendalian dapat berupa pembuatan standar baku mutu lingkungan, monitoring lingkungan dan penggunaan teknologi untuk mengatasi masalah lingkungan. Untuk permasalahan global seperti perubahan iklim, penipisan lapisan ozon, dan pemanasan global diperlukan kerjasama semua pihak antara satu negara dengan negara lain.































9
BAB IV
UPAYA PELESTARIAN LINGKUNGAN
5.1 Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup Dalam Pembangunan Berkelanjutan
Konsep pembangunan berkelanjutan merupakan kesepakatan hasil KTT Bumi di Rio de Jeniro tahun 1992. Di dalamnya terkandung 2 gagasan penting, yaitu:
a. Gagasan kebutuhan, khususnya kebutuhan pokok manusia untuk menopang hidup.
b. Gagasan keterbatasan, yaitu keterbatasan kemampuan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan baik masa sekarang maupun masa yang akan datang.
Adapun ciri-ciri Pembangunan Berwawasan Lingkungan adalah sebagai berikut:
a. Menjamin pemerataan dan keadilan.
b. Menghargai keanekaragaman hayati.
c. Menggunakan pendekatan integratif.
d. Menggunakan pandangan jangka panjang.
1. Upaya yang Dilakukan Pemerintah
a. Mengeluarkan UU Pokok Agraria No. 5 Tahun 1960 yang mengatur tentang Tata Guna Tanah.
b. Menerbitkan UU No. 4 Tahun 1982, tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup.
c. Memberlakukan Peraturan Pemerintah RI No. 24 Tahun 1986, tentang AMDAL (Analisa Mengenai Dampak Lingkungan).
d. Pada tahun 1991, pemerintah membentuk Badan Pengendalian Lingkungan
2. Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup oleh Masyarakat Bersama Pemerintah
a. Pelestarian tanah (tanah datar, lahan miring/perbukitan)
Terjadinya bencana tanah longsor dan banjir menunjukkan peristiwa yang berkaitan dengan masalah tanah. Banjir telah menyebabkan pengikisan lapisan tanah oleh aliran air yang disebut erosi yang berdampak pada hilangnya kesuburan tanah serta terkikisnya lapisan tanah dari permukaan bumi.
b. Pelestarian udara
1) Menggalakkan penanaman pohon atau pun tanaman hias di sekitar kita
2) Mengupayakan pengurangan emisi atau pembuangan gas sisa pembakaran, 3) Mengurangi atau bahkan menghindari pemakaian gas kimia yang dapat merusak lapisan ozon di atmosfer
c. Pelestarian hutan
1) Reboisasi atau penanaman kembali hutan yang gundul.
2) Melarang pembabatan hutan secara sewenang-wenang.
3) Menerapkan sistem tebang pilih dalam menebang pohon.
4) Menerapkan sistem tebang–tanam dalam kegiatan penebangan hutan.
5) Menerapkan sanksi yang berat bagi mereka yang melanggar ketentuan mengenai pengelolaan hutan.
d. Pelestarian laut dan pantai
Adapun upaya untuk melestarikan laut dan pantai dapat dilakukan dengan cara:
1) Melakukan reklamasi pantai dengan menanam kembali tanaman bakau di areal sekitar pantai.
2) Melarang pengambilan batu karang yang ada di sekitar pantai maupun di dasar laut, karena karang merupakan habitat ikan dan tanaman laut.
                                                                                                                                                  10
3) Melarang pemakaian bahan peledak dan bahan kimia lainnya dalam mencari ikan.
4) Melarang pemakaian pukat harimau untuk mencari ikan.
e. Pelestarian flora dan fauna
1) Mendirikan cagar alam dan suaka margasatwa.
2) Melarang kegiatan perburuan liar.
3) Menggalakkan kegiatan penghijauan.






















11
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
            Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk dan merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida; masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan kendaraan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping).
Ada beberapa cara untuk mengurangi dampak dari pencemaran tanah, diantaranya dengan remediasi dan bioremidiasi. Remediasi yaitu dengan cara membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Sedangkan Bioremediasi dengan cara proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri).


5.2 Saran


Untuk mengurangi dan mencegah semakin meningkatnya kerusakan lingkungan yang mengacam kehidupan semua makhluk, diperlukan upaya penyadaran bersama bagi semua warga negara tentang pentingnya manfaat pelestarian lingkungan hidup dan besarnya bencana yang ditimbulkan akibat perusakan lingkungan hidup. Untuk itu, perlu ada upaya yang konsepsional yang melibatkan semua pihak terkait dan komitmen bersama dalam pelaksanaannya secara berkesinambungan











12
DAFTAR PUSTAKA
http://daniey.wordpress.com/pencemaran lingkungan/ (di akses pada tanggal 31/05/2014 )
http://fwalom.blogspot.com/MAKALAH FENOMENA PENCEMARAN TANAH /                (di akses pada tanggal 31/05/2014)
http://safiikonservation.blogspot.com/makalah pencemaran lingkungan lahan rawa/             (di akseS pada tanggal 31/05/2014)
                                                                                                                                                        



















13